Usai pengumuman pemenang Lomba Kritik Film DKJ 2023, acara ditutup dengan pentas seni yang dibawakan oleh Melati Suryodarmo. Karyanya yang berjudul “Unpacked No.3” menghadirkan relasi khusus antara pemikiran subjektif dan kekayaan tradisi dalam konteks budaya secara umum. Bagi Melati Suryodarmo, tubuh manusia merupakan sumber inspirasi yang penting bagi karya-karyanya. Melati menggunakan konsep bahasa tanpa kata (unspoken language) dalam memahami karyanya.
Kali ini Performance Lecture dari Melati Suryodarmo menghadirkan empat karya utamanya, yakni The Promise, Macbeth, Transaction of Hollows, hingga Alé Lino. Melati menuturkan, sejarah performance art banyak dipengaruhi oleh perubahan pemikiran dan estetika sejak awal abad ke-20, seperti futurisme dan dadaisme. Ia mempertanyakan keberadaan dan jati dirinya ketika tiba-tiba budaya Jepang dan Korea (Asia) ditutup oleh China.
Pengunjung disuguhi video “The Promise”, karya ini bercerita tentang arti ungkapan “makan hatimu” dalam bahasa Indonesia. Melati melakukan aksi memeluk dan memutar-mutar hati sapi mentah di tubuhnya. Melati menjelaskan, inspirasi karya ini datang dari perjuangan panjang ibunya melawan kanker. Selain itu, terungkap bahwa ungkapan “makan hati” juga digunakan di Italia sebagai ungkapan kekecewaan atas tindakan orang lain.
“Macbeth” adalah pertunjukan tari yang menggambarkan kompleksitas hubungan manusia, intrik dalam kerajaan, perang, sihir, dan ramalan. Dalam karya ini, Macbeth digambarkan sebagai sosok yang merepresentasikan inspirasi manusia yang haus kekuasaan. Melati mengenakan rok merah dengan jubah hitam untuk menari Macbeth.
Pengunjung diperlihatkan “Transaction of Hollows”, sebuah karya di mana Melati menggunakan busur Jawa untuk menembakkan anak panah. Dilansir dari Museumacan, Melati berhasil menembakkan sekitar 800 anak panah di ruangan yang juga bisa disaksikan secara langsung oleh penonton. Namun, dalam penampilan malam ini, Melati tidak menembakkan anak panah pun untuk memperagakannya.
Terakhir, dalam video ‘Alé Lino’, Melati bersandar pada tiang yang ditusuk di tengah dadanya. Menurut Melati, karya ini menunjukkan pencarian jalan tengah antara dunia material dan spiritual, antara pikiran dan hati. Keempat seri tersebut mendapat tepuk tangan meriah. oleh penonton Ada juga penonton yang memberikan standing applause, menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang mereka terhadap seni pertunjukan Melati Suryodarmo.