polaslot138
polaslot138
polaslot138
polaslot138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
epicwin138
epicwin138
epicwin138

Kafe Serangga di Tokyo yang Bikin Penasaran, Sajikan Kari Jangkrik dan Sashimi Ulat Sutra

Kafe Serangga di Tokyo yang Bikin Penasaran, Sajikan Kari Jangkrik dan Sashimi Ulat Sutra

Liputan6.com, Jakarta – Inovasi di bidang kuliner terus berjalan, termasuk penggunaan serangga sebagai bahan dasar dalam berbagai resep. Pendekatan ini mungkin terdengar ekstrem dan sulit diterima oleh sebagian orang, sebab serangga umumnya tidak dianggap sebagai makanan dan seringkali dihubungkan dengan sesuatu yang kotor atau tidak higienis.

Namun bagi Takumi Yamamoto, serangga justru menjadi komponen makanan yang menarik. Selama liburannya di Tokyo, ia memilih untuk menikmati makan siang dengan menu spesial kari jangkrik dan sashimi ulat sutra, yang disempurnakan dengan tambahan sari kutu air.

Dilansir dari CNN Travel pada Rabu, 26 Juli 2023, Yamamoto, seorang pegawai kantoran berusia 26 tahun dari Prefektur Hyogo, merupakan salah satu dari konsumen global yang mulai tertarik dengan entomophagy, yaitu praktek memakan serangga. Hal itu seiring dengan serangga yang semakin diakui sebagai sumber makanan yang berkelanjutan.

Yamamoto mengungkapkan bahwa saat masih kecil, ia biasa makan camilan berupa belalang yang dilumuri dengan kecap. Saat berada di Tokyo, ia menikmati berbagai sajian serangga di kafe Take-Noko, sebuah tempat yang sepenuhnya didedikasikan untuk serangga.

“Memilih dari berbagai pilihan hidangan itu merupakan hal yang menyenangkan,” kata Yamamoto, saat berada di kafe yang berlokasi di lantai dua dan dikelilingi oleh karya seni berbasis serangga serta terarium yang berisi berbagai jenis kumbang, semut, dan kecoak yang bergerak bebas.

“Semua menu rasanya enak. Sari kutu air secara khusus sangat menyegarkan dan nikmat, mirip dengan rasa apel hijau.”

Entomophagy mulai mendapatkan pengakuan global setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan serangga sebagai sumber protein berkelanjutan yang dapat memberi makan populasi dunia yang diperkirakan akan mencapai 9,7 miliar pada 2050.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *