Dengan pengaruh aliran dangdut Koplo, segmen baru seperti milenial dan gen z memenuhi pangsa pasarnya. Namun segmen lama justru sebagai dasar utama, sehingga pencita musik Indonesia juga harus berbangga hati dengan kreatifitas anak bangsa yang semakin menggila.
Peminatan pasar dangdut yang meluas ke segmen anak muda, tentu pihak perusahaan rekaman semakin semangat menggaet talent penyanyi baru. Begitu juga penyelenggara festival musik umum yang kini sering menjadikan genre koplo sebagai salah satu sisipan.
Reynold yang merupakan penggagas festival musik koplo pertama mengatakan, musisi-musisi baru koplo sekarang ini sudah menjadi mandatory suatu festival musik. Keberadaan genre koplo di dalamnya, membuat artis dangdut koplo tidak lagi dibilang musik kelas bawah atau pinggiran.
“Potensi market baru selalu ada di tiap masa, dan akan berputar seiring dinamika bisnis musik itu sendiri. Bisnis berjalan dengan integrasi yang pas dan pola, treatment yang berulang, marketing terjadi karena ‘people’ yang besar pasarnya,” jelas Reynol.
Dari sisi bisnis menurut perusahaan rekaman seperti Nagaswara, kini dangdut tak hanya ramai saat ada kampanye dan Pilkada saja. “Momen Pilkada, Pilpres merupakan lahan bagi musisi dangdut. Tapi sekarang penyanyi nggak perlu menunggu itu sudah ramai permintaan manggung,” sambung Julius.