Sementara itu, DSP Labuan Bajo yang tengah naik daun karena satwa komodo langka hanya satu-satunya di dunia juga masih terus mengembangan kulinernya. “Labuan Bajo memang masih terus berbenah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pilihan kulinernya. Saat ini beberapa makanan khas yang mulai dikenal wisatawan seperti ikan kuah asam, nasi bambu, kompiang, kelor, kopi telah menjadi pilihan yang dicari,” ungkap Shana Fatina, Kepala Badan Otorita Labuan Bajo dan Flores (BPOLBF) melalui wawancara tertulis dengan Liputan6.com, Jumat, 18 Agustus 2023.
Kopi flores juga masih jadi andalannya yang memiliki tiga jenis dan telah mendapatkan sertifikat indikasi geografis, yaitu Arabika Manggarai, Robusta Manggarai, dan Arabica Bajawa. Selain itu, menurut Shana kopi khas seperti Juria dan Yellow Catura juga cukup mencuri perhatian para pencinta kopi.
“Kopi-kopi lokal ini mulai diperkenalkan di berbagai ruang pariwisata seperti di hotel, resto, coffee shop, serta saat ini juga menjadi bagian dari atraksi agrowisata, seperti yang dikembangkan di Kawasan Agrowisata Kopi Lembah Colol Manggarai Timur dan berbagai kebun kopi seperti Waerebo di Manggarai,” paparnya lagi.
Termasuk berbagai merk lokal kopi, cemilan. Sejak tahun 2020 secara rutin dilakukan dukungan bedah kemasan untuk produk kuliner umkm serta pembinaan sertifikasi yang dibutuhkan.
Namun memang selain kopi, ketika wisatawan datang ke Labuan Bajo, kuliner lainnya belum begitu populer. Menurut Shana, sejak 2019 pihaknya telah mendorong perkenalan kuliner khas melalui berbagai kesempatan perhelatan MICE di Labuan Bajo, termasuk side event G20 2022 dan KTT Asean Summit 2023.