Liputan6.com, Jakarta – Hotel Majapahit di Kota Surabaya, kembali disorot setelah acara deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) 2024. Deklarasi berlangsung, Sabtu ini (2/9/2023).
Hotel ini dipilih karena terinspirasi perjuangan arek Surabaya yang merobek bendera Belanda bagian warna biru menjadi Bendera Merah Putih, pada 19 September 1945. Saat itu serempak rakyat bergerak, suasana menjadi panas dan jalan Tujungan menjadi lautan manusia yang bergelora.
Bahkan kejadian tersebut tertera di bawah tiang bendera Merah Putih (Replika bendera merah putih setelah peristiwa perobekan bendera Belanda) yang terpampang jelas di halaman depan Hotel Majapahit. “Hotel Majapahit dulunya bernama LMS, lalu berganti menjadi Hotel Oranye, berganti lagi Hotel Yamato, Hotel Hoteru dan terakhir menjadi Hotel Majapahit,” tutur Markom Hotel Majapahit, Novi, seperti dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.
Dia menuturkan dalam sejarah Hotel Majapahit, dulu dibangun oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia pada tahun 1910. “Mendengar kata Sarkies saya jadi merinding karena teringat almarhum bapakku yang dulu pernah bekerja di Hotel Sarkies yang berlokasi di jalan Embong Malang Surabaya, yang kini dijadikan Mal Tunjungan Plaza,” sebutnya.
Kini Hotel Majapahit telah berubah menjadi hotel mewah bintang lima, memiliki total 143 kamar di lantai satu dan dua. Hotel tersebut pun sempat dikelola oleh Mandarin Oriental Hotel Group sejak 1993 sampai 2006. Pada 2006, Hotel Majapahir lalu diakuisisi oleh PT Sekman Wisata.