Ezzy berkata, “Keluarga saya bukanlah orang berada. Dari kecil hingga SMA, saya membantu ibu saya berbisnis burger. Jadi saya sudah terbiasa melihat dan tumbuh dalam lingkungan seperti itu. Tentu saja saya telah memupuk pola pikir bahwa berjualan burger akan jadi siklus bagi keluarga kami.”
“Saya kira demikian, ketika saya tua, saya akan mengambil alih bisnis untuk mendukung mereka juga,” tuturnya. “Jadi, saya belum pernah melihat diri saya sebagai individu yang bisa mengabdi pada masyarakat atau negara. Saya hanya berasumsi saya tidak bisa melangkah jauh jika dibandingkan dengan mahasiswa yang lebih potensial dan berkualitas.”
Meski sempat mengikuti program pertukaran pelajar di AS sebelumnya, Ezzy begitu bersemangat untuk kembali menginjakkan kaki ke New York, kali ini sebagai pelajar yang tinggal di luar negeri sejak 25 Agustus 2023. Studinya akan berakhir pada Juli 2025.
“Sebelum berangkat sekolah ke luar negeri, ayah dan ibu berpesan agar saya tidak meninggalkan salat. Karena mereka tidak bisa menyekolahkan saya ke sana, mereka berulang kali mengatakan bahwa saya membuat mereka bangga,” imbuhnya.
“Mengingat perkataan kedua orangtua saya, motivasi untuk terus berjuang membalas jasa dan pengorbanan mereka semakin membara dalam diri saya,” ucapnya lagi.